LEDikan, Teknologi Pemikat Ikan Karya Peneliti Indonesia

Agus Cahyadi, penemu alat pemikat ikan LEDikan dari Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) meraih penghargaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang disampaikan dalam ajang Harteknas di Makasar 10 Agustus. Alat pemikat ikan yang menggunakan lampu LED (Light-Emitting Diode) atau yang dikenal sebagai LEDikan kini sudah mulai beredar di pasaran. Hal ini diungkapkan penemu LEDikan,  Agus Cahyadi yang merupakan peneliti Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Alat pemikat ikan dengan prinsip pengaturan spektrum cahaya berbasis teknologi lampu LED ini membantu nelayan memperoleh hasil tangkapan 5 kali lebih banyak. Agus berharap dengan teknologi pemikant ikan LEDikan yang ia ciptakan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui peningkatan produktivitas tangkapannya. Kontribusi nyata yang Agus Cahyadi lakukan, diapresiasi.
“Saya sebelumnya memang telah mengikuti program  Inovasi Bisnis Teknologi (IBT) dari Kementerian Riset Dikti 2013 lalu, waktu itu saya ikut dan memperoleh bantuan dana penelitian selama 2 tahun dari 2013 – 2015, selama masa inkubasi tersebut didorong untuk mendesain alat agar mampu diproduksi masal dan aplikatif di masyarakat, serta memiliki nilai ekonomi yang baik,” terang Agus.

Peneliti yang telah menerima 25 paten tersebut menerangkan, LEDikan sudah memperoleh hak paten dan diproduksi dalam jumlah besar. Alat tersebut juga sudah berhasil diperbanyak dan dibuat massal untuk selanjutnya dijual secara komersil. Saat ini paling tidak sudah ada 300 alat LEDikan yang digunakan oleh 300 nelayan di seluruh berbagai daerah seperti di Wakatobi, Sulawesi Selatan, Karimun Jawa, Pangandaran, dan lainnya. ”Total saya sudah buat 300 alat dan digunakan 300 nelayan, cuma yang dijual secara komersil baru 100 alat, kedepan akan kita produksi lebih banyak lagi sesuai dengan permintaan nelayan yang meningkat,” ucap Agus optimis.

Ia berharap dengan inovasi ciptaannya ini, mampu mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan. Seiring dengan peningkatan jumlah tangkapan nelayan. ”Kalau hasil tangkapan nelayan banyak, otomatis kan kesejahteraannya juga meningkat,” kata Agus berharap.

Ia juga menginformasikan kalau saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menghasilkan inovasi teknologi yang aplikatif bagi nelayan maupun pelaku perikanan lainnya.  Tak hanya LEDikan tapi masih banyak penemuan lain yang diciptakan oleh para peneliti KKP, misalnya juga polibag kantong rumput laut, pancing gurita, aerator dua lapis dan lainnya.

LEDikan sudah mulai dipasarkan sejak 2016 lalu, dibandrol dengan harga Rp8,5 juta untuk ukuran 15 x 20 cm dengan daya 145 watt diperuntukkan bagi bagan ukuran 8,5 m x 8,5 m. Awalnya, ia menargetkan untuk nelayan tradisional dengan bagan ukuran 8,5 m x 8,5 m, penggunaannya cukup satu per bagan, dan bisa tahan hingga 5 tahun. Namun seiring berkembangnya kebutuhan nelayan, saat ini ia dan timnya juga menerima pesanan dengan ukuran yang lebih besar untuk nelayan skala besar dengan ukuran bagan 16 x 16 m. “Tapi kami buat LEDikan yang lebih besar ukuran 30 x 40 cm dan daya nya sekitar 400 watt, harganya juga dua kali lipat dari yang kecil,” tambah Agus.Hal ini dilakukan agar semakin banyak nelayan yang dapat menggunakan hasil karya teknologi buatannya, baik nelayan kecil maupun nelayan besar.
Meskipun sederhana, inovasi penemuan Agus sangat aplikatif dan bermanfaat bagi nelayan. Faktanya menunjukkan nelayan  yang  menggunakan lampu LEDikan mampu meningkatkan hasil tangkapannya hingga lima kali lipat.

"Kalau biasanya nelayan memperoleh 100 kg untuk bagan ukuran 8,5 x 8,5 meter untuk sekali angkat, dengan penngunaan LEDikan jumlahnya bisa menjadi 500 kg. Bahkan kalau sedang melimpah hasil tangkapannya bisa sampai satu ton," tuturnya. Biasanya LEDikan di pasang di bawah air di bagan atau rumpon milik nelayan, gunanya untuk menarik ikan datang.

Led Ikan didesain mirip petromak, dengan inti lampu-lampu led berada di bagian dalam, kemudian ditutup oleh dinding kaca berbentuk tabung, tebal, dan tentu saja kedap air.

“Lampu ini berada di dalam ruang kaca kedap air, harus antiair karena nanti lampu ini akan ditenggelamkan ke dalam laut,” urai Agus.

Setiap alat dapat ditenggelamkan dengan kedalaman berbeda. Untuk led berkekuatan 100 watt, dapat ditenggelamkan di maksimal kedalaman 10 meter di bawah laut.

“Sedangkan yang terbesar yakni 400 watt dapat ditenggelamkan hingga di kedalaman 20 meter, dengan masing-masing daya tembus horizontal cahaya sejauh 15–80 meter,” jelas Agus.

Selain alat berupa lampu dan kaca, Led Ikan juga dilengkapi dengan berbagai kabel dan box control untuk mengatur spektrun warna yang akan dikeluarkan oleh Led Ikan. Di mana keseluruhan berat perangkat Led Ikan bisa mencapai 6,5 kg. Seperti namanya, Led Ikan bekerja dengan mengeluarkan cahaya. Tidak hanya berwarna putih, cahaya dapat diatur spektrum warnanya melalui box control. Warna-warna itulah yang ampuh mengundang ikan-ikan berkarakter gerombolan untuk datang dan masuk ke dalam jaring. “Led ikan ini menarik perhatian ikan kecil untuk masuk jaring nelayan,” kata lulusan S-2 Teknik Kelautan IPB ini.

”Spektrum cahaya yang dihasilkan dari lampu LED ini dapat menarik plankton. Nah, plankton-plankton tersebut akan mengundang ikan kecil untuk datang, kemudian ikan yang berukuran besar datang untuk memakan kumpulan ikan kecil tersebut, sehingga terjadi rantai makanan dan scholing (kumpulan) ikan  di sekitar bagan/rumpon yang kemudian masuk ke dalam jaring nelayan,” papar Agus.

Menurut Agus, sejak nelayan menggunakan Led Ikan, jumlah pakan ikan hidup yang berhasil dijaring bisa mencapai empat kali lipat. “Pakai lampu ini 400 kilogram sekali tarik jaring, selama 4 jam, Satu unit sekitar 8,5 juta rupiah, sangat cepat kembali modal,” paparnya.

Keunggulan  LEDikan
Dibandingkan dengan lampu biasa yang umumnya digunakan nelayan untuk menangkap ikan, LEDikan memiliki beberapa keunggulan.  Agus mengurai beberapa kelebihan alat LEDikan ini, diantaranya alat ini menggunakan bahan  yang renewable  sehingga bisa berkali kali lebih hemat ketimbang lampu biasa.

LEDikan memiliki pancaran cahaya lebih terang, dengan spektrum cahaya  RGB yang dirancang khusus disesuaikan dengan  target ikan tangkapan. Penggunaannya bisa dicelupkan ke bawah air, dan panas lampu tidak membuat ikan menjauh, justru sebaliknya dapat menarik ikan datang. Desain fisik portable memudahkan operasi penangkapan di laut dan aman digunakan bagi nelayan karena tidak mengeluarkan percikan api atau konslet.

”LEDikan juga awet dibandingkan lampu biasa, umur pakainya bisa sampai 5 tahun, kalau lampu biasa yang dipakai paling dalam hitungan minggu sudah putus karena kena angin dan terlalu panas, penggunaannya juga tidak bisa di pakai untuk di bawah air, sehingga  menyulitkan nelayan, kalau LEDikan bisa dipakai di bawah air dan aman untuk nelayan,” kata Agus meyakinkan.

Sumber:
http://www.trobos.com/detail-berita/2017/08/11/56/9161/penemu-alat-pemikat-ikan-ledikan-mendapat-penghargaan
http://news.kkp.go.id/index.php/teknologi-pemikat-ikan-ledikan-mulai-beredar-di-pasaran/
http://m.viva.co.id/digital/doktek/944961-ledikan-teknologi-pemikat-ikan-karya-peneliti-indonesia
http://www.koran-jakarta.com/si-pemikat-ikan-di-kedalaman-20-meter/

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Menurut saya artikel di atas memiliki nilai-nilai positif yang dapat meningkatkan kreativitas anak bangsa. Dapat di simpulkan bahwa artikel ini memiliki nilai penyuluhan diantaranya
    Sumber Teknologi : alat pemikat ikan LEDikan.
    Sasaran : artikel ini memiliki sasaran secara langsung kepada nelayan
    Manfaat : manfaat dari artikel ini dapat memudahkan kegiatan para nelayan dalam penangkapan ikan.
    Nilai Pendidikan : artikel ini memiliki nilai pendidikan dimana teknologi atau inovasi baru yang diciptakan dapat digunakan bahkan dikembangkan oleh nelayan dan generasi muda Indonesia khususnya mahasiswa.
    Dalam artikel ini terdapat beberapa nilai berita yang dapat menarik minat pembaca yaitu
    Timelines, dimana artikel ini menggunakan tulisan-tulisan baru sehingga tidak membosankan
    Proximity, tulisan ini bersifat dekat dengan nelayan karena teknologi yang di ciptakan untuk mempermudah kegiatan penangkapan nelayan.
    Importance, tulisan ini bersifat penting bagi nelayan karena teknologi yang diciptakan dapat meningkatakan hasil tangkapan ikan hingga 5 kali lebih banyak.
    Prominence, tulisan ini juga memiliki orang yang terkemuka untuk meyakinkan para nelayan.
    Consequence, tulisan ini juga memiliki konsekunsi pada teknologi baru yang diciptakan.
    Development, artikel ini mengandung nilai pengembangan keberhasilan mengenai teknologi baru yang diciptakan yaitu LEDikan.
    Human interest, artikel ini dapat mempengaruhi emosi sesorang yaitu meningkatkan semangat agar seseorang dapt menciptakan berbagai inovasi baru untuk memajukan sektor perikanan Indonesia.

    BalasHapus
  4. Nama : Habib Dwi Saputra
    NIM : 14465
    Gol : A3.2
    Kelompok : 6
    Faktor-faktor nilai penyuluhan :
    1. Sumber teknologi atau ide : alat pemikat ikan (LEDikan)
    2. Sasaran : Nelayan
    3. Manfaat :
    - Meningkatkan hasil tangkapan 5 kali lebih banyak
    - Kedepannya dapat mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan
    4. Nilai pendidikan : nelayan dapat menerapkan inovasi LEDikan agar hasil tangkapan dapat meningkat
    Nilai-nilai berita :
    1. Timelines : artikel ini masih termasuk baru karena tokoh penemu alat pemikat ikan (LEDikan) ini sempat meraih penghargaanya dalam ajang Harteknas di Makassar 10 Agustus 2017 dan sudah dipasarkan sejak 2016
    2. Proximity : terdapat nilai proximity pada artikel ini karena bahasa yang digunakan cukup dekat dengan kondisi keseharian nelayan dalam menangkap ikan.
    3. Importance : terdapat informasi penting pada artikel ini karena ini merupakan inovasi baru dimana nelayan nantinya akan dapat menerapkan dan dapat menggunakan dengan seksama. Contoh : ukuran LEDikan, jumlah tangkapan, daya LEDikan, dan harga
    4. Policy : terdapat kebijakan pada artikel ini karena artikel ini dibuat untuk kepentingan nelayan agar tangkapannya dapat meningkat.
    5. Prominence : tidak terdapat orang terkemuka disini namun, artikel ini mencatut beberapa nama lembaga besar seperti Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), MENRISTEKDIKTI, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
    6. Consequence : terdapat nilai consequence karena artikel ini dapat menyenangkan sasaran khususnya para nelayan agar dapat meningkatkan produktivitas tangkapan
    7. Conflict : tidak ada konflik pada artikel ini
    8. Development : terdapat nilai pembangunan pada artikel ini karena artikel ini memuat tentang keberhasilan inovasi atau temuan baru yang berguna bagi nelayan terutama peningkatan hasil tangkapan menjadi 5 kali lebih banyak.
    9. Disaster : tidak ada nilai disaster & crime pada artikel ini
    10. Weather : tidak ada nilai weather pada artikel ini
    11. Sports : Tidak ada nilai sports pada artikel ini
    12. Human interest : terdapat nilai human interest pada artikel ini dimana sang inovator bercerita tentang awal mula ia mengikuti program inovasi bisnis teknologi kemudian memperoleh dana bantuan penelitian selama 2 tahun hingga bisa jadi seperti sekarang ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer