Pengendalian hama Dengan musuh Alami
Di era
sekarang banyak petani dalam melakukan pengendalian hama menggunakan pestisida
dari bahan kimia yang bertujuan agar hama bisa secara cepat musnah,namun hal
ini menimbulkan pencemaran lingkungan yang tanpa disadari oleh petani,yaitu
mengakibatkan residu yang dapat membahayakan lingkungan dan juga manusia itu
sendiri, Catatan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mencatat bahwa di seluruh
dunia setiap tahunnya terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000
orang dan dari angka tersebut yang terbanyak terjadi di negara berkembang.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida diantaranya adalah meningkatnya daya
tahan hama terhadap pestisida, membengkaknya biaya perawatan akibat tingginya
harga pestisida dan penggunaan yang salah dapat mengakibatkan racun bagi
lingkungan, manusia serta ternak (Kusnaedi, 1999).
Pada dasarnya pengendalian hama merupakan setiap usaha
atau tindakan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mengusir, menghindari dan membunuh spesies hama agar populasinya tidak mencapai
aras yang secara ekonomi merugikan. Pengendalian hama tidak dimaksudkan untuk
meenghilangkan spesies hama sampai tuntas, melainkan hanya menekan populasinya
sampai pada aras tertentu ynag secara ekonomi tidak merugikan. Oleh karena itu,
taktik pengendalian apapun yang diterapkan dalam pengendalian hama haruslah
tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi dan secara ekologi.
Pengendalian
hayati sebagai komponen utama Pengendalian Hama Terpadu pada dasarnya adalah
pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama yang
merugikan. Pengendalian hayati sangat dilatarbelakangi oleh berbagai
pengetahuan dasar ekologi terutama teori tentang pengaturan populasi oleh
pengendali alami dan keseimbangan ekosistem. Musuh alami yang terdiri atas
parasitoid, predator dan patogen merupakan pengendali alami utama hama yang
bekerja secara “terkait kepadatan populasi” sehingga tidak dapat dilepaskan
dari kehidupan dan perkembangbiakan hama. Adanya populasi hama yang meningkat
sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani disebabkan karena keadaan
lingkungan yang kurang memberi kesempatan bagi musuh alami untuk menjalankan
fungsi alaminya.
Kenapa mengendalikan ?
Saya sendiri lebih tertarik menggunakan kata
mengendalikan dari pada membasmi karena pada dasarnya semua makhluk hidup berada
dalam satu rantai makanan yang kemudian membentuk jaring makanan maka pada
siklus akhir disebut ekosistem. Binatang pada dasarnya hidup secara alami di
alam, binatang menjadi hama karena terjadinya ledakan populasi sehingga mereka
dikatakan hama. Kita tidak akan mampu mengilangkan hama secara total karena
itulah ekosistem. Jika kita bekerja keras untuk membasmi secara total maka
tidak menutup kemungkinan akan muncul hama-hama jenis lain.
Lihat juga : Ekologi dan Ekosistem
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan hama pada tanaman salah satunya dengan menggunakan pestisida atau
racun. Namun yang ingin saya share disini yaitu mengendalikan hama pada tanaman
tanpa menggunakan bahan kimia (baca : Pengertian Pestisida, jenis Pestisida serta Dampak
Positif dan Negatif Penggunaan Pestisida).
Pengendalian hama tananaman secara alami dengan
menggunakan binatang predator atau pemangsa. Contoh pada tanaman padi yang
terdapat banyak hama tikus dapat digunakan binatang pemangsa tikus yaitu ular
untuk mengendalikan hama tikus tersebut dengan catatan binatang predator juga
harus sesuai dengan kebutuhan pengendalian. Petani dapat memperkirakan seberapa
banyak hama pada tanaman maka binatang predator (pemangsa) juga harus dapat
disesuikan. Hal ini menjaga jangan sampai binatang predator tersebut malah akan
menjadi hama itu sendiri.
Kelebihan mengendalian hama pada
tanaman secara alami memberikan antara lain :
1.
Binatang atau hewan predator yang
digunakan sudah tersedia
2.
Predator yang digunakan dapat mencari
dan menemukan hama dengan sendirinya
3.
Pengendalian hama ini dapat berjalan dengan sendirinya
4.
Tidak terdapat pengaruh penggunaan pestisida.
Sedangkan kekurangannya :
1.
Waktu pengendalian hama berlangsung relatif lambat
2.
Butuh pengawasan yang rutin
Banyak serangga dan laba-laba
membantu petani mengendaliakan hama di lahan pertanian. Mereka memburu hama dan
membunuhnya. Pembantu petani tersebut secara umun disebut sebagai “ Musuh Alami
“. Mereka adalah musuh bagi hama dan mampu mengendalikan populasi hama secara
alami. Oleh karenanya perlu upaya-upaya menyadarkan masyarakat mengenai
pentingnya keberadaan musuh-musuh alami ini dan meningkatkan peran masyarakat
dalam melestarikannya.
Para petani saat ini cenderung
menggunakan cara-cara yang praktis dan instan dalam pengendalian hama tanaman
yaitu dengan menggunakan pestisida kimiawi yang dosisnya terkadang sudah
melabihi ambang batas aman bagi lingkungan.
Tanpa disadari, penggunaan pestisida
yang tidak terkendali seringkali juga membunuh musuh alami ini, sehingga
populasi mereka semakin lama semakin berkurang.
Ada dua langkah sang perlu diperhatikan agar keberadaan musuh alami tersebut tetap terjaga kelestariannya :
a. Jangan menggunakan pestisida kimiawi secara berlebihan, karena musuh alami cukup rentan dengan pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimiawi diupayakan seselektif mungkin.
b. Tanam dan lestarikan tanaman berbunga di dekat atau di lahan pertanian. Sari madu dan serbuk dari bunga-bungaan tersebut akan membantu tersedianya asupan pangan bagi musuh alami sehingga mereka cepat berkembang biak.
Ada dua langkah sang perlu diperhatikan agar keberadaan musuh alami tersebut tetap terjaga kelestariannya :
a. Jangan menggunakan pestisida kimiawi secara berlebihan, karena musuh alami cukup rentan dengan pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimiawi diupayakan seselektif mungkin.
b. Tanam dan lestarikan tanaman berbunga di dekat atau di lahan pertanian. Sari madu dan serbuk dari bunga-bungaan tersebut akan membantu tersedianya asupan pangan bagi musuh alami sehingga mereka cepat berkembang biak.
Link Sumber :
SAMUEL PERANGIN ANGIN
KELOMPOK 7
A3.2
16/394269/PN/14508
KELOMPOK 7
A3.2
16/394269/PN/14508
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusANALISIS ARTIKEL CYBER EXTENSION
BalasHapusNama :Mohammad Ryan A.
NIM :14/369786/PN/13968
Golongan :A.3.2
Kelompok :2
a. Adakah nilai penyuluhan
-Sumber Teknologi / ide: Sumber ide disini adalah pengendalian hama terpadu menggunakan musuh alami hama. Selain itu ada teknologi yaitu penanaman bunga di lahan pertanian untuk mengundang musuh alami hama
-Sasaran : Sasaran dari artikel ini adalah petani yang masih menggunakan pestisida dalam pengendalian hama dan petani secara umum.
-Manfaat: Manfaat dari artikel ini adalah memberi cara pandang baru pada petani dalam menghadapi serangan hama dengan mempertimbangkan aspek ekologis agar tidak memberikan dampak negatif pada ekosistem
-Nilai Pendidikan: Dalam artikel ini ide untuk menggunakan musuh alami sebagai pengendali hama dan penanaman tanaman bunga untuk mengundang musuh alami sangat menarik untuk dipejari karena relatif mudah dan memberikan dampak yang baik.
b. Sebutkan dan Jelaskan nilai berita yang terkandung dalam artikel
1. Timelines: Ide dalam artikel ini tidak terlalu baru secara umum, akan tetapi pengguaan tanaman bunga untuk mengundang musuh alami merupakan ide yang relatif baru dan beberapa tahun terakhir dikembangkan oleh Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM, yaitu penggunaan tanaman refugia berupa bunga matahari dan kenikir di sekeliling sawah.
2.Proximity: Artikel ini sangat dekat dengan petani karena merupakan pemecahan masalah dari masalah yang sering dihadapi petani .
3.Importance: Artikel ini sangat penting karena ide pengendalian hama dengan musuh alami sangat baik untuk menggantikan penggunaan pestisida yang kini menjadi salah satu masalah lingkungan dan kesehatan produk pertanian.
4.Policy: Ide dalam artikel ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yaitu UU No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dimana pengendalian hama menggunakan cara pengendalian hama terpadu dan menjadi tanggung jawab petani. Hal ini sangat berkaitan dengan kepentingan dan tanggung jawab petani dalam perlindungan tanaman.
5.Consequence: Artikel ini mengandung tindakan yang dapat menyenangkan petani yaitu menanam tanaman bunga untuk mengundang musuh alami sehingga mengendalikan hama di lahan pertanian.
Conflict: Dalam artikel ini terdapat konflik yaitu usaha konvensional untuk membasmi hama tidak sejalan dengan banyaknya keracunan pestisida yang dilaporkan WHO.
6.Disaster and Crime: Dalam berita ini terdapat bencana yang mengancam keselamatan petani yaitu keracunan pestisida yang menyerang 44.000 - 2.000.000 orang setiap tahunnya.